https://kuesioner.oxygen.id/nbproject/private/spulsa/ https://rsudsosodoro.bojonegorokab.go.id/wp-content/-/rs-dana/ https://rsudsosodoro.bojonegorokab.go.id/wp-content/plugins/demo-gratis/ https://akhmal.smkn1samarinda.sch.id/wp-includes/spulsa/ https://aeac.psti.unisayogya.ac.id/wp-includes/system/ https://taep.umm.ac.id/template/app/ https://sinar.febi.iainlangsa.ac.id/febisystem/plugins/selotgacorku/ https://digilib.unjani.ac.id/wp-includes/class/sdana/ https://lapor.jogjaprov.go.id/admin/demo/ https://desawisata.kemendesa.go.id/vendor/sgacor/

Mendikbud: Kelola Perguruan Tinggi dengan Junjung Tiga Prinsip – STIA Cimahi

Mendikbud: Kelola Perguruan Tinggi dengan Junjung Tiga Prinsip

mendikbudJakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, menekankan pelaksanaan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas dan manajemen modern dalam mengelola perguruan tinggi. Hal tersebut disampaikan Mendikbud usai melantik 11 pejabat rektor dan direktur politeknik, di Graha Utama Kemdikbud, Jumat (4/10).

“Kelolalah perguruan tinggi dengan baik. Makna baik itu yaitu dengan menjalankan prinsip-prinsip transparansi, prinsip akuntabilitas, dan prinsip manajemen modern. Manfaatkan betul,” kata Mendikbud di hadapan para pejabat yang baru dilantik, pejabat eselon I dan II Kemdikbud, dan tamu lainnya.

Sebagai catatan utama, Mendikbud berpesan secara khusus pada hal pengelolaan. Kami, kata Mendikbud, tidak mau mendengar apalagi membuktikan ada berita yang tidak baik dalam pengelolaan perguruan tinggi. Terutama yang menyangkut masalah pengelolaan perguruan tinggi, atau dalam bahasa terangnya, korupsi. “Mendengar saja kami tidak mau, apalagi membuktikan,” tegasnya.

Tidak hanya komitmen dari pengelola dan manejemen, Mendikbud meminta agar budaya anti korupsi ditanamkan pada anak-anak bangsa, terutama mahasiswa. Mulai dari pola pikir, hingga nilai yang dipegang harus menjiwai nilai-nilai anti korupsi. “Saya ingin berpesan itu betul, dalam mengelola dan menjalankan tugas dan tanggung jawab kita semua,” katanya.

Selain budaya anti korupsi, Menteri Nuh berpesan kepada pemimpin perguruan tinggi untuk berorientasi kepada kepuasan para pemangku kepentingan pendidikan. Yaitu, masyarakat secara keseluruhan, yang di dalamnya terdapat dosen, pegawai, dan orang tua mahasiswa. Untuk mengukur kepuasan tersebut, kata Dia, gunakan manajemen-manajemen modern yang ada. “Jangan hanya pakai persepsi “rasanya sudah bagus”. Tapi “rasanya” tadi itu harus didukung dengan ukuran yang bisa dipertanggungjawabkan,” tutrnya.

Terakhir, Mendikbud menyeru pada reposisi dan revitalisasi dalam sistem pembelajaran untuk menjawab tantangan perubahan zaman. Hal tersebut, kata Dia, menjadi perhatian menjelang Asean Community di 2015. “Dua tahun ke depan ada Asean Community. Sebagai penghasil orang-orang yang level tingkat atas, maka secepatnya kita melakukan reposisi, revitalisasi, dalam sistem pembelajaran kita akan bisa menjawab tantangan-tantangan di depan kita,” pungkasnya. (AR)

Scroll to Top